Apa itu Trauma ?

Trauma adalah hal sering dikaitkan dengan tekanan emosional dan psikologis yang besar, biasanya karena kejadian yang sangat disayangkan atau pengalaman yang berkaitan dengan kekerasan. Namun, dalam konteks ini, yang dimaksud dengan “trauma” adalah trauma sebagai penyakit atau trauma pada fisik seseorang.
Dalam istilah kesehatan, “trauma” adalah cedera yang parah dan sering membahayakan jiwa yang terjadi ketika seluruh atau suatu bagian tubuh terkena pukulan benda tumpul atau tiba-tiba terbentur. Jenis cedera yang seperti ini berbahaya karena tubuh dapat mengalami shock sistemik, dan organ vital dapat berhenti bekerja secara cepat. Oleh karena itu, penolongan secara medis tidak hanya dibutuhkan, namun juga harus cepat diberikan agar dapat meningkatkan kemungkinan pasien selamat dari trauma.
Saat ini, cedera trauma merupakan penyebab dari lebih 120.000 kematian setiap tahunnya serta bertanggung jawab atas 80% kematian remaja dan 60% kematian anak. Sementara itu, setiap tahun ada lebih dari 50 juta cedera yang dikategorikan sebagai trauma dan sebagian dari cedera tersebut cukup parah sehingga pasien harus dirawat di rumah sakit.
Selain koma atau kematian, trauma juga dapat menyebabkan kelumpuhan pasien, seperti yang telah terjadi pada sekitar 8 juta orang di seluruh dunia.
Trauma memiliki banyak jenis, yang dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang mengalami trauma dan seberapa parah trauma yang dialami. Beberapa jenis cedera yang paling sering diderita adalah cedera pada otak, tulang belakang, perut, dan dada. Jenis cedera ini juga dapat dikategorikan sebagai cedera tertutup atau tembus. Cedera dianggap tertutup ketika trauma terjadi di dalam tubuh. Contohnya, cedera otak traumatis dapat terjadi karena trauma akibat benda tumpul pada kepala. Sementara itu, cedera dianggap menembus dalam kasus seperti luka akibat tusukan pisau atau gunting.
Patah tulang dan luka bakar juga merupakan cedera traumatis, sama halnya dengan memar, terutama ketika terjadi pada organ vital seperti jantung.

Penyebab Trauma

Cedera traumatis dapat disebabkan oleh banyak hal. Beberapa penyebab yang paling umum adalah:
  • Terjatuh
  • Kecelakaan
  • Trauma akibat benda tumpul pada kepala atau bagian tubuh lainnya
  • Luka bakar
  • Luka tusuk
Apabila mengalami cedera yang parah, organ tubuh biasanya akan berhenti bekerja. Hal ini merupakan mekanisme alami tubuh untuk melindungi organ tersebut. Tubuh berusaha untuk menyimpan sebanyak mungkin energi untuk proses penyembuhan. Namun, adanya faktor lain seperti pendarahan dapat mempersulit proses pemulihan, sehingga harus segera diberikan pertolongan medis.

Gejala Utama

  • Patah tulang
  • Memar
  • Luka terbuka
  • Muntah atau mual
  • Pusing
  • Edema
  • Detak jantung yang bertambah cepat
  • Tekanan darah yang rendah
  • Demam
  • Disorientasi atau kebingungan
  • Hilangnya kesadaran
  • Merasa kedinginan seiring menurunnya suhu tubuh
  • Metabolisme yang meningkat
Salah satu bahaya terbesar dari trauma adalah trauma tidak selalu menyebabkan gejala yang terlihat. Bisa saja seseorang terlihat baik-baik saja dari luar namun sebenarnya ia telah mengalami pendarahan atau kerusakan organ di dalam tubuh.
Walaupun cedera traumatis terjadi secara mendadak, gejalanya bisa saja baru terlihat setelah beberapa saat. Namun saat gejala sudah terlihat, kerusakan pada tubuh sudah parah, sehingga proses pengobatan menjadi lebih sulit dan rumit serta kurang efektif.

Siapa yang Harus Ditemui dan Pengobatan yang Tersedia

Orang pertama yang menolong pasien, seperti paramedis, akan melakukan pemeriksaan pertama dalam kasus trauma. Bertujuan untuk memeriksa penyebab dan jenis benturan secara cepat, para ahli kesehatan ini telah terlatih untuk menemukan bagian tubuh yang terluka, memperkirakan jenis trauma, memeriksa tanda vital, dan dalam beberapa kasus, menyadarkan pasien.
Apabila pasien telah sadar atau kondisinya sudah stabil, tim paramedis akan membawa pasien ke ruang gawat darurat atau pusat penanganan trauma, di mana pasien akan langsung mendapatkan perawatan. Pusat penanganan trauma merupakan unit khusus di fasilitas kesehatan yang memiliki sarana prasarana yang lengkap untuk melakukan berbagai uji kesehatan, termasuk uji pencitraan dengan sinar-X, CT scan, PET scan dan menangani berbagai jenis cedera traumatis, mulai dari cedera pada otak sampai luka bakar dan patah tulang. Jenis trauma yang beragam membutuhkan keahlian khusus dari dokter yang berbeda. Sebagai contoh, patah tulang harus ditangani oleh dokter ahli tulang sedangkan cedera pada otak harus ditangani oleh dokter ahli saraf. Oleh karena itu, pusat penanganan trauma terdiri dari sekelompok ahli kesehatan dengan keahlian khusus dalam beragam bidang.
Tujuan utama seorang dokter adalah sebisa mungkin menjaga tanda vital pasien agar tetap stabil.
Apabila ada pendarahan yang parah, harus segera dilakukan transfusi darah. Pendarahan internal dapat ditangani dengan membuka bagian tubuh yang terluka dan kemudian menjahit lukanya. Obat tertentu juga dapat diberikan untuk mengeluarkan cairan berlebih atau mencegah kejang-kejang, seperti pada kasus cedera pada otak.
Ketika pasien terluka parah, biasanya dokter akan sengaja menempatkan pasien dalam kondisi koma. Pada tindakan ini, fungsi otak sengaja diberhentikan agar otak memiliki waktu yang cukup untuk pulih sepenuhnya. Saat berada dalam kondisi koma, tanda vital pasien akan diawasi dengan menggunakan mesin yang dipasang pada tubuh pasien. Pengobatan lanjutan, termasuk bedah, akan dilakukan setelah kondisi pasien stabil. 

Rujukan:
  • http://dictionary.reference.com/browse/trauma
  • https://ufhealth.org/acoustic-trauma
  • http://www.lbfdtraining.com/Pages/emt/sectionc/mechofinjury.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa sih Perbedaan Web 1.0 2.0 dan 3.0?

Vain Glory

Permasalahan kemacetan di kota Bekasi